Mancing Bareng

Pendaftaran: 30 Oktober – 3 November 2023

Persyaratan peserta:

  • Sivitas (Mewakili Fakultas/Unit kerja di lingkungan Universitas Airlangga): 50 peserta ditunjukkan dengan surat tugas
  • Umum: Warga Surabaya dan sekitarnya (Ditunjukkan dengan KTP)
  • Pendaftaran melalui tautan diatas dan akan ditutup sampai quota terpenuhi
  • Pendaftar yang ditetapkan sebagai peserta akan dihubungi Via WA (Akan dibuatkan Group)
  • Setiap peserta  maksimal membawa satu stik pancing dan satu mata kail
  • Membawa umpan sendiri
  • Bagi peserta yang mendapatkan ikan “Maskot” (tombro/mas/induk lele) berukuran >1 kg akan ditimbang untuk dilombakan (tiga peserta dengan akumulasi timbangan terberat mendapatkan hadiah sepeda).
  • Peserta wajib melepaskan kembali ikan “Maskot” tersebut serta diganti panitia kupon beras  sampai persediaan habis (75 paket).
  • Ikan yang didapat selain kreteria di atas boleh dibawa pulang.
  • Dilarang menginjak taman dan wajib menjaga kebersihan di dilingkungan danau konservasi

Peserta : 100 orang (Umum); 50 (Civitas UNAIR)

Hari/Tanggal : Minggu/ 11 November 2023

Pukul : 06.00-09.00

Lokasi : Danau Kampus C Mulyorejo, Universitas Airlangga, Surabaya

For Your Information!

Sejarah Memancing: Dari Masa Kuno hingga Modern

Memancing adalah salah satu kegiatan manusia yang paling kuno, yang telah mengalami evolusi dari waktu ke waktu. Berikut adalah gambaran singkat tentang sejarah memancing:

Masa Pra-Sejarah:

  • Manusia prasejarah pertama kali mulai memancing menggunakan alat-alat sederhana seperti batu, kayu, dan tali yang diikat dengan tangan mereka sendiri. Mereka biasanya mencari makanan di sungai, danau, atau pantai.

Masa Kuno:

  • Praktik memancing berkembang di banyak peradaban kuno, termasuk Mesir Kuno, Mesopotamia, dan peradaban Sungai Indus. Mereka menggunakan jala dan perangkap yang lebih canggih daripada alat-alat prasejarah.

Pengaruh Yunani dan Romawi:

  • Yunani Kuno dan Romawi Kuno juga memiliki tradisi memancing yang berkembang. Mereka mengembangkan berbagai teknik pemancingan, termasuk penggunaan jala besar dan alat pancing dengan umpan buatan.

Pengaruh Tiongkok:

  • Di Tiongkok Kuno, memancing menjadi budaya yang penting, dan mereka mengembangkan teknik-teknik khusus untuk memancing ikan seperti memancing dengan menggunakan bubu dan jaring.

Abad Pertengahan dan Renaisans:

  • Selama Abad Pertengahan di Eropa, memancing menjadi kegiatan yang populer, terutama di kalangan bangsawan. Selama Renaisans, ada peningkatan dalam perancangan alat pancing, dan banyak buku panduan memancing ditulis pada masa ini.

Era Modern:

  • Pada abad ke-19, perkembangan teknologi seperti gulungan pancing, jaring modern, dan umpan buatan membuat memancing lebih mudah dan efisien.
  • Pada pertengahan abad ke-20, munculnya komunitas pemancing yang semakin besar dan popularitas memancing sebagai olahraga rekreasi berkembang pesat.

Konservasi dan Perlindungan:

  • Pada abad ke-20 dan ke-21, muncul kesadaran akan pentingnya konservasi sumber daya perikanan. Banyak negara mulai menerapkan peraturan untuk membatasi penangkapan ikan dan menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan.

Hari ini, memancing adalah salah satu kegiatan rekreasi yang paling populer di seluruh dunia. Selain itu, merupakan industri besar yang menyediakan pekerjaan bagi banyak orang. Teknologi terus berkembang, termasuk peralatan canggih seperti alat pancing modern, perahu nelayan, dan teknologi penelitian ikan. Memancing tidak hanya menjadi cara untuk mencari makanan tetapi juga cara untuk bersantai, menghubungkan dengan alam, dan menjalin komunitas. Sejarah panjang memancing mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan perubahan budaya seiring berjalannya waktu.